Di tengah-tengah kehidupan kota Jakarta yang modern berdiri sebuah bangunan yang bernama ”Pusat Riset Genius”. Bangunan itu digunakan sebagai tempat penelitian untuk para pakar ilmu murni untuk meneliti tentang teori Abiogenesis untuk membuktikan asal-usul kehidupan. Teori abiogenesis adalah teori yang menyatakan bahwa kehidupan berasal secara spontan dan ada begitu saja. Disebut juga teori generatio spontania.
Di Genius Research Center, bekerja seorang ilmuwa muda bernama Nabila Rashidi. Ia adalah seorang pakar genetika yang juga membantu proyek abiogenesis. Proyek yang dibiayai PBB itu juga dibantu oleh beberapa pakar lain, misalnya Mr. Ken, Kepala Genius Research Center, Dr. Julia Gracin, ahli sitologi, Prof. DR. Ahmad Zulham, ahli virologi dan Prof. Kistahan Ranto, ahli IT.
Proyek abiogenesis yang diresmikan oleh Sekjen PBB pada saat uji coba berjalan lancar. Namun tidak begitu halnya pada masa operasi. Proyek tersebut mengalami kericuhan diakibatkan menghilangnya tabung reaksi yang berisi materi percobaan. Mesin pemampat waktu telah membawa materi itu ke hitunga waktu mundur jutaantahun silam. Demi keberhasilan proyaek tersebut, Mr. Ken menyewa seorang ahli matematika dari Taiwan untuk menghitung waktu untuk menarik materi percobaan tersebut ke masa sekarang.
Seorang yang sangat gembira atas menghilangnya tabung reaksi tersebiut adalah Dr. Julia Gracin. Ternyata ia masih berpedoman pada teori biogenesis dan ingin menyaksikan kehancuran teori abiogenesis. Dengan menghailangnya materi perconaab, bisa dipastikan proyek itu akan gagal dan teori abiogenesis akan runtuh.
Sementara itu atas bantuan ahli matematika dari Taiwan tersebut materi percobaan berhasil ditarik kembali ke waktu sekarang. Namun hasil akhir dari penelitian begitu mengejutkan. Bukannya menciptakan makahluk hidup, materi percobaan justru menjadi sebuah monster. Monster yang bersifat destrukti dan mampu menghancurkan zat-zat yang dilaluinya.
Keadaan semakin kacau karena Nona Zou, ahli matematik dari Taiwan tersebut, telah melakukan kerja sama bisnis dengan pimpinan penelitian abiogenesis, Mr. Ken. Nona Zou ternyata seorang pemilik badan pertanian iliegal bebrbasis rekayasa genetika. Nona Zou meminta zat hasil percobaan tersebut.
Peersengkongkolan antara Mr. Ken dan Nona Zou tercium oleh Nabila dan Julia. Mereka memutuskan untuk mencegah hasil penelitian abiogenesis dikuasai Mr. Ken. Nabila mendatangi Genius Research Center. Namun sesampainya di gedung itu, Nona Zou beserta pengawalnya berhasil mentandera Mr. Ken, Dr. Ahmad Zulham dan Kistahan Ranto. Akan tetapi beberapa menit kemudian polisi datang. Nona Zou dan para pengawalnya berhasil diringkus dan baku tembak dihentikan.
Ternyata masih ada satu masalah lagi. Monster destruktif berhasil keluar gedung dan terbang. Dr. Nabila mengetahui bahwa zat tersebut tersusun dari CO2 sebagai induknya. Jadi monster itu bisa dimusnahkan dengan gas O2. Namun sayangnya udara Jakart yang penuh polutan tidak menyediakan cukup O2. Nabila dan Julia bergegas membawa monster itu ke hutan tempatkakek Nabila tinggal.
Lagi-lagi di hutan Nabila dihadang oleh para pengawal Nona Zou yang berhasil meloloskan diri. Namun Nabila diselamatkan oleh Ramos, teman kakek Nabila. Monster CO2 itu pun berhasil dimusnahkan.
Pada akhirnya Nabila sadar bahwa keberadaan hutan sangat diperlukan di tengah peradaban modern ini. Anggapan kakek Nabila benar bahwa masyarakat modern tidak akan bertahan tanpa keseimbangan alam.
0 komentar:
Posting Komentar